Sabtu, 06 Mei 2017

Laporan kerja praktek (KP) pembangunan kantor imigrasi kelas I kota Jayapura (bab II)

BAB II
GAMBARAN UMUM PROYEK

2.1.       Latar Belakang Proyek
Imigrasi merupakan sesuatu yang menjelaskan tentang kondisi perpindahan orang baik dalam negeri maupun luar negeri, perpindahan ini disertai dengan berbagai berkas keterangan sebagai bukti jalan atau bukti perpindahan orang. Melihat kondisi sekarang maka kebutuhan akan sarana dan prasarana imigrasi perlu ada peningkatan. Hal ini dapat dilihat dengan bertambah banyaknya fungsi dan tugas serta semakin banyaknya para imigran yang memerlukan saranan dan parasaranan yang baik dan nayaman dalam mengurus segala berkas-berkasnnya.
Dengan melihat hal ini, Pemerintah Kota Jayapura, guna meningkatkan pelayanan imigrasi di suatu daerah maka pemerintah kota jayapura membangun gedung dan bangunan kantor imigrasi kelas I kota Jayapura tahap I.
Pelayanan di bidang imigrasi pun menuntut ketersediaan kapasitas yang memadai dan serta fasilitas lainnya yang dapat memberikan kenyamanan bagi masyarakat di suatu daerah. Oleh karena itu pembangunan kantor ini direncanakan berlantai empat sehingga dapat diharapkan memenuhi pelayanan kegiatan-kegiatan keimigrasian dan pengurusan berkas-berkas di Kota Jayapura.

2.2.       Tujuan dan Sasaran
2.2.1. Tujuan Proyek
a.             Sebagai usaha untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang keimigrasian  khususnya di Kota Jayapura.
b.             Melaksanakan urusan daerah dalam bidang imigrasi untuk menunjang tercapainya usaha kenyamaan dan hukum dalam masyarakat dibidang imigrasi.


2.2.2. Sasaran Proyek
Memenuhi kepuasan dan kemudahan masyarakat dalam pelayanan imigrasi.

2.3.       Nama dan Lokasi Proyek
2.3.1. Nama Proyek
Adapun nama proyek yang diambil sebagai tempat pelaksanaan Kerja Praktek adalah : Pembangunan Gedung dan Bangunan Kantor Imigrasi Kelas I Jayapura Tahap Pertama.
2.3.2. Lokasi Proyek
Lokasi proyek pembangunan Gedung dan Banguanan Kantor Imigrasi Kelas I Kota Jayapura terletak dijalan Percetakan Negara, Kelurahan Imbi, Distrik Jayapura Utara Kota Jayapura.

  Keterangan :    Lokasi Proyek Pemb. Kantor Imigrasi Kelas I Kota Jayapura


2.4.       Data Proyek
Data proyek pembangunan Kantor Imigrasi Kelas I Kota Jayapura adalah sebagai berikut :
·   Nama Kegiatan                      : Pembangunan Gedung dan Bangunan  
                                                    Kantor Imigrasi Kelas I Jayapura Tahap I
·         Lokasi                                 : Jalan Percetakan Negara Kota Jayapura
·         Pemilik Proyek                   : Pemerintah Kota Jayapura
·         Kontraktor Pelaksana         : PT. GLORY INTAN GEMILANG
·         Konsultan Pengawas          : CV. ART LIXAL
·         Konsultan Perencana          : PT. HELZA CIPTA KONSULTAN
·         Luas Bangunan                   : 620 m2
·         Tinggi Bangunan                : 15,38 meter (Empat Lantai)
·         Struktur Utama Bangunan : Beton Bertulang
·         Jenis Pondasi                      : Pondasi Konstuksi Sarang Laba-laba 

2.5.       Manajemen Proyek
Dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi, manajemen sangatlah dibutuhkan guna menganalisa dan mengatur setiap detail pekerjaan secara efektif dan efisien. Adapun proses yang terjadi dalam rangkaian kegiatan tersebut tentunya akan melibatkan pihak-pihak yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan terlibatnya banyak pihak dalam sebuah proyek konstruksi maka hal ini dapat menyebabkan potensi terjadinya konflik juga sangat besar sehingga dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa proyek konstruksi sebenarnya mengandung konflik yang cukup tinggi juga.
Manajemen konstruksi pada umumnya akan meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan waktu, manajemen material serta manajemen tenaga kerja. Pada prinsipnya, dalam manjemen konstruksi, manajemen tenaga kerja merupakan salah satu hal yang akan lebih ditekankan. Hal ini disebabkan manajemen perencanaan hanya berperan sekitar 20% dari rencana kerja proyek. Sisanya manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalian biaya dan waktu proyek.
Pada dasarnya manajemen berarti pencapaian tujuan organisasi melalui pelaksanaan fungsi-fungsi tertentu yang disebut sebagai prinsip-prinsip manajemen yaitu:

  
  Gambar 2.2.  Hubungan siklus manajemen proyek/konstruksi

A.           Planning
Planning dapat berupa tindakan pengambilan keputusan yang mengandung data/informasi, asumsi maupun fakta kegiatan yang akan dipilih dan akan dilakukan pada masa mendatang. Planning merupakan permulaan penentuan apa yang akan dikerjakan, bagaimana cara mengerjakan, kapan akan dikerjakan dan berapa lama waktu yang dibutuhkan, bila seorang manajer melaksanakan suatu proyek, maka dia harus memikirkan langkah-langkah yang harus dilakukan pada pekerjaan mendatang untuk mendatangkan pekerjaan yang saling berhubungan.
Bentuk tindakan tersebut antara lain:
ü   Menetapkan tujuan dan sasaran usaha
ü   Menyusun rencana induk jangka pendek dan jangka panjang
ü   Menyumbangkan strategi dan prosedur operasi
ü   Menyiapkan pendanaan serta standar kualitas yang diharapkan
Manfaat dari fungsi perencanaan diatas adalah sebagai alat pengawas maupun pengendalian kegiatan, atau pedoman pelaksanaan kegiatan, serta sarana untuk memilih dan menetapkan kegiatan yang diperlukan.
B.            Organizing
Organizing dapat berupa tindakan-tindakan guna mempersatukan kumpulan kegiatan manusia, yang mempunyai pekerjaan masing-masing, saling berhubungan satu dengan yang lainnya dengan tata cara tertentu dan berinteraksi dengan lingkungannya dalam rangka mendukung tercapainya tujuan. Penyusunan fungsi organizing dilakukan apabila planning telah ditetapkan, dalam penyusunan organizing harus adanya:
Ø   Hubungan antara grup-grup aktifitas satu dengan yang lainnya
Ø   Menentukan tujuan dan sararan usaha dan masing-masing grup bertangggung jawab pada aktifitas tersebut
Bentuk tindakan organizingdapat berupa:
1.             Perencanaan ruang lingkup proyek
Pada tahap ini, manajer proyek akan mendokumentasikan bagaimana ruang lingkup proyek akan didefinisikan, diverifikasi, dikontrol dan menentukan bagaimana WBS akan dibuat serta merencanakan bagaimana mengendalikan perubahan akan ruang lingkup proyek.
2.             Mendefinisikan ruang lingkup proyek
Pada tahap ini, ruang lingkup proyek akan didefinisikan secara terperinci sebagai landasan untuk pengambilan keputusan proyek di masa depan.
3.             Membuat Work Breakdown Structure
WBS merupakan pembagian deliverables proyek berdasarkan kelompok kerja. WBS dibutuhkan karena pada umumnya dalam sebuah proyek biasanya melibatkan banyak orang dan deliverables, sehingga sangat penting untuk mengorganisasikan pekerjaan-pekerjaan tersebut menjadi bagian-bagian yang lebih terperinci lagi.
4.             Melakukan verifikasi ruang lingkup proyek
Tahap ini merupakan tahap dimana final project scope statement diserahkan kepada stakeholder untuk diverifikasi.
5.             Melakukan kontrol terhadap ruang lingkup proyek
Dalam pelaksanaan proyek, tidak jarang ruang lingkup proyek mengalami perubahan. Untuk itu, perlu dilakukan kontrol terhadap perubahan ruang lingkup. Perubahan yang tidak terkendali, akan mengakibatkan meluasnya ruang lingkup proyek.
Manfaat dari fungsi organisasi adalah merupakan pedoman pelaksanaan fungsi, dimana pembagian tugas serta hubungan tanggung jawab serta delegasi kewenangan terlihat jelas.
C.           Staffing
Staffng berupa tindakan untuk menyelaraskan seluruh anggota organisasi dalam kegiatan pelaksanaan, serta agar seluruh anggota organisasi dapat bekerja sama dalam pencapaian tujuan bersama.
Tindakan tersebut antara lain:
ü   Mengkordinasi pelaksanaan kegiatan
ü   Mendistribusikan tugas, wewenang dan tanggung jawab
ü   Memberikan pengarahan penugasan dan motivasi
Manfaat dari fungsi staffing ini adalah terciptanya keseimbangan tugas, hak dan kewajiban masing-masing bagian dalam organisasi, dan mendorong tercapainya efisiensi serta kebersamaan dalam bekerjasama untuk tujuan bersama.
D.           Directing
Directing memiliki arti yang sangat penting dalam organisasi, dimana suatu organisasi baru dapat dilaksanakan apabila ada perintah (directing). Fungsi seorang manajer mengeluarkan perintah, memberi garis kerja, dan mengawasi bagian-bagian organisasi dibawahnya.
Fungsi directing merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus menerus sejak awal pelaksanaan proyek sampai dengan akhir pelaksanaan proyek tersebut, yang dilakukan oleh semua manajer pada semua tingkatan. Fungsi directing ini mempunyai hubungan yang sangat erat, yaitu:
ü   Disiplin
Disiplin sangat diperlukan dalam pelaksanaan proyek, karena dengan adanya sikap disiplin dari semua unsur pelaku proyek maka pelaksana proyek dapat diselesaikan tepat waktu. Kesadaran akan tugas dan tanggung jawab harus melandasi setiap jiwa personil, sehingga tugas yang diberikan bukan merupakan suatu beban tetapi dapat dianggap sebagai suatu tanggung jawab.
ü   Komunikasi
Kemudahan dalam memberikan suatu perintah ataupun kemudahan bagi penerima perintah akan dapat tercapai bila ada komunikasi yang baik dari semua pihak yang terlibat dalam organisasi
ü   Memberikan pengarahan, penugasan motivasi
Mengkordinasikan pelaksanaan kegiatan dan mendistribusi tugas, wewenang dan tanggung jawab.
E.            Controlling
Controlling dapat berupa tindakan pengukuran kualitas penampilan dan penganalisaan serta pengevaluasian penampilan yang diikuti dengan tindakan perbaikan yang harus diambil terhadap penyimpangan yang terjadi (diluar batas toleransi).
Tindakan-tindakan tersebut meliputi antara lain:
ü   Mengukur kualitas hasil
ü   Membandingkan hasil terhadap standar kualitas
ü   Mengevaluasi penyimpangan yang terjadi
ü   Memberikan saran-saran perbaikan
ü   Menyusun laporan kegiatan
Manfaat dari fungsi controlling adalah memperkecil kemungkinan kesalahan yang terjadi segi kualitas, kuantitas, biaya maupun waktu.

2.6.       Hubungan Antara Unsur-Unsur Proyek
Komponen-komponen sistem yang berupa unsur atau subsistem terkait satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang membentuk sistem fungsi dan efektifitas sistem dalam usaha mencapai tujuannya tergantung dari ketetapan susunan rangkaian atau struktur terhadap tujuan yang telah ditentukan. Hubungan antara unsur-unsur proyek yang dimaksud yaitu antara Pemberi Tugas, Konsultan Perencana dan Kontraktor Pelaksana yang dalam pelaksanaan/pembangunan konstruksi harus mengikuti atau berpedoman pada ketentuan-ketentuan, peraturan dan persyaratan pemerintah. Hubungan antara antara unsur-unsur proyek tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
  

Gambar 2.3.  Hubungan Kerja Dalam Organisasi Proyek
          Ket : garis menerus adalah garis komando
                   garis putus-putus adalah garis koordinasi
                         

2.7.       Organisasi Proyek
Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumber daya serta memiliki spesifikasi tersendiri atas produk yang akan dihasilkan. Dengan adanya keterbatasan-keterbatasan dalam mengerjakan suatu proyek, maka sebuah organisasi proyek sangat dibutuhkan untuk mengatur sumber daya yang dimiliki agar dapat melakukan aktifitas-aktifitas yang sinkron sehingga tujuan proyek bisa tercapai. Organisasi proyek juga dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara yang efisien, tepat waktu dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan.
Struktur Organisasi proyek pada pembangunan Kantor Imigrasi Kelas I Kota Jayapura dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

  



Gambar 2.4.  Struktur Organisasi Proyek

Ket : garis menerus adalah garis komando
                   garis putus-putus adalah garis koordinasi

Dinas Pekerjaan Umum Kota Jayapura disebut sebagai pemilik proyek karena lokasi pembangunan proyek tersebut berada di Kota Jayapura dan segala keputusan diserahkan langsung pada dinas terkait. Proyek Pembangunan Kantor Imigrasi Kelas I yang dananya diambil dari dana APBD, telah melalui proses pelelangan terbuka yang dilaksanakan langsung oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Jayapura dan hasil dari proses pelelangan tersebut menghasilkan penetapan PT. Glory Intan Gemilang sebagai kontraktor pelaksana dan CV. Art Lixal sebagai konsultan pengawas proyek.
Tugas dan tanggung jawab berdasarkan struktur organisasi diatas adalah sebagai berikut:
1.             Pemberi Tugas dan Perencanaan
Yang dimaksud dengan pemilik proyek adalah orang atau badan yang mendanai dan menginginkan proyek itu dilaksanakan.
ü   Kewajiban dari pemilik proyek:
a.              Mendanai kebutuhan proyek sesuai dengan nilai kontrak
b.             Memilih biro perencana (jasakonsultan) untuk merencanakan suatu proyek.
c.              Mengangkat direksi sebagai wakil dalam pengawasan pekerjaan.
d.             Menetapkan kontraktor pelaksanan. Dalam proyek ini, kontraktor dipilih melalui proses lelang.
e.              Menandatangani dokumen kontrak.
ü   Syarat-syarat pemilik proyek:
a.              Perorangan    : harus memiliki anggaran yang diperlukan
 dan memiliki tanah bangunan.
b.             Dinas             : harus memiliki SKO (surat keputusan
 otoritasi) dan tanah bangunan.
c.              Swasta           : harus memiliki surat pengangkatan,
anggaran yang memadai dan tanah
bangunan.
2.             Pemberi Tugas dan Pelaksana/Kontraktor
Kontraktor pelaksana merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan proyek.
ü   Kewajiban Kontraktor Pelaksana
a.              Kontraktor berkewajiban mewujudkan fisik bangunan sesuai bestek/gambar bestek dalam selang waktu yang telah di tetapkan.
b.             Tunduk kepada pengawas sepanjang tidak bertentangan dengan pelaksanaan bestek.
c.              Menjaga keselamatan/kesehatan pekerja yang sedang melaksanakan pekerjaan.
d.             Kontraktor berhak menerima bayaran sesuai dengan ketentuan/ perjanjian.
e.              Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, RKS, dan berita acara
f.              Mengikuti arahan dari konsultan pengawas.
g.             Membuat laporan kepada pengawas mengenai data-data kemajuan pekerjaan, bahan-bahan, personil proyek dsb.
ü   Syarat-syarat kontraktor pelaksana:
a.              Memiliki modal yang memadai.
b.             Memiliki tenaga ahli.
c.              Memiliki kantor.
d.             Memiliki peralatan kerja.
e.              Mempuyai raport pelaksanaan yang baik
3.             Konsultan Perencana
Konsultan perencana merupakan perorangan atau badan usaha yang menggunakan keahliannya dalam pengerjaan perencanaan bangunan sesuai dengan keinginan pemilik proyek, berdasarkan surat tugas yang diberikan oleh pemilik proyek.
ü   Kewajiban Konsultan Perencanaan:
Mengusahakan terwujudnya keinginan owner, dalam bentuk gambar dan RKS, dengan ditandatangani oleh seorang ahli berpengalaman. Pekerjaan konsultan meliputi:
a.              Sketsa rencana pelaksanaan
b.             Perencanaan.
c.              Rencana Anggaran Biaya (RAB).
d.             Menyiapkan bahan pelelangan.
e.              Gambar revisi.
4.             Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas merupakan perorangan atau badan usaha yang berfungsi mengawasi jalannya pekerjaan dilapangan agar sesuai dengan perencanaan.
ü   Kewajiban konsultan pengawas:
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilapangan, membuat laporan pengawasan mingguan, bulanan dsb, dan bertanggungjawab atas hasil bangunan yang dicapai.
Kedua konsultan diatas juga memiliki tanggung jawab dan tugas bersama, yaitu:
a.              Bersama-sama melakukan tugas dan tanggung jawab terhadap terlaksananya pekerjaan berdasarkan mutu dan waktu biaya yang telah ditentukan dengan tepat.
b.             Saling koordinasi dalam pelaksanaan teknis pekerjaan agar sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
   
Struktur Organisasi Kontraktor/Pelaksana adalah sebagai berikut:

Gambar 2.5.  Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana
 Tugas dan tanggung jawab berdasarkan struktur organisasi Kontraktor Pelaksana :

1)             Direktur
F   Bertanggung jawab terhadap pekerjaan pelaksanaan proyek.
F   Memberikan perintah kepada seluruh unsure dari organisasi proyek.
F   Menandatangani segala urusan administrasi proyek

2)      Site Manager
F   Bertanggung jawab terhadap pemimpin perusahaan mengenai tugas sehubungan dengan penetapan kebijakan dalam pelaksanaan

3)             K3 Konstruksi
F Bertanggung jawab sebagai kepala keselamatan kerja pada kanstruksi yang dikerjakan

4)             Surveyor
F Bertanggung jawab untuk melihat konstruksi pekerjaan yang dikerjakan
F Mempertanggung jawabkan pekerjaan jika dikerjakan tidak sesuai dengan perencanaan

5)             Kepala Pelaksana
F   Bertanggung jawab terhadap pemimpin perusahaan mengenai tugas sehubungan dengan penetapan kebijakan dalam pelaksanaan proyek.
F   Mempertanggung jawabkan pelaksanaan pekerjaan perencanaan danpengawasan hingga akhir secara keseluruhan kepada pimpinan.
F   Mengerahkan bawahan untuk menjalankan kebijakan dalam melaksanakan proyek.

6)             Logistik
F   Bertanggung jawab kepada site manager.
F   Bertugas menyediakan dan meneliti peralatan dan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

7)             Administrasi
F   Bertugas melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan computer seperti memasukan/ menyimpan data-data perencanaan

8)             Pelaksana Lapangan Pekerjaan ME
F   Bertanggung jawab untuk mengawasi pelaksanan pekerjaan konstruksi dilapangan

9)             Pelaksana lapangan
F   Bertugas untuk mengadakan meterial pekerjaan sebelum dilaksanakan pekerjaan dilapangan

10)         Pelaksana Lapangan Pekerjaan Plumbing
F   Bertugas mengawasi pekerjaan plumbing mulai dari pengadaan barang sampai pada proses pekerjaan

11)         Mandor Tukang Batu
F   Bertugas mengawasi pekerjaan pasangan batu dan ikut juga mengawasi tukang batu saat pekerjaan berlangsung
12)         Mandor Tukang Besi
F   Bertugas mengawasi pekerjaan besi dan ikut juga mengawasi tukang besi dan tukang las saat pekerjaan berlangsung
  
13)         Mandor Tukang Kayu
F   Bertanggung jawab untuk mengawasi pekejaan kayu dan mengawasi tukang kayu saat sedang bekerja

Struktur Organisasi Konsultan Perencana adalah sebagai berikut:
   


Jayapura, 29 Agustus 2013
CV. ART LIXAL

BASHARI, ST
Gambar 2.6.  Struktur Organisasi  Konsultan


FUNGSI DAN TUGAS PERSONIL PENGAWASAN
1.         1 (satu) Sarjana Teknik Arsitektur sebagai Supervision Engineer (SE)
Adalah sarjana Teknik sipil dengan pengalaman lebih dari 8tahun mempunyai kemampuan memimpin suatu tim kerja dan mampu berkoordinasi denganbiak.
a)      Membuat pernyataan penerimaan (Acceptance) atau penolakan ( Rejection ) atas material dan produk pekerjaan.
b)      Melakukan pengawasan dan member penghargaan kepada kontraktor di dalam pengambilan data lapangan serta kaitannya dengan Rekayasa Lapangan.
c)      Mengadakan penyesuaian di lapangan terhadap desain asli yang ada di kontrak fisik.
d)     Melakukan pemantapan atas prestasi Kontraktor, segera melaporkan kepada Pemimpin Proyek fisik apabila kemajuan pekerjaan ternyata keterlambatan lebih dari 15% dari rencana. Membuat saran – saran penanggulangan serta perbaikan.
e)      Melaksanakan penyiapan Review Design dan Evaluasi Design serta penyiapan Addendumnya.
f)       Melakukan pengecekan secara cermat pengukuran pekerjaan dan secara khusus harus ikut serta dalam proses pengukuran akhir pekerjaan.
g)      Menyusun laporan bulanan dan kemajuan fisik dan financial, serta menyerahkan kepada Pihak Pegelola Pekerjaan Fisik.
2.         2 (dua) Orang Tenaga Inspector lapangan.
Tugas Inspector membantu Supervision Engineer (SE) mengawasi pelaksanaan Proyek dari aspek prosedur dan kualitas pekerjaan berdasarkan Dokumen Kontrak.
Tugas Inspector :
a)      Memeriksa gambar kerja (Shop Drawing) kontraktor berdasarkan gambar rencana.
b)      Memeriksa dan member ijin pelaksanaan pekerjaan Kontraktor.
c)      Mengawasi dan member pengarahan pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan prosedur berdasarkan spesifikasi teknis.
d)     Menerima / menolak hasil pekerjaan kontraktor berdasarkan spesifikasi teknis.
e)      Monitoring dan membuat laporan kemajuan pelaksanaan kontraktor.
3.         1 (satu) Tenaga Administrasi/ Opr. Komputer
Membantu tugas-tugas dari ketua (supervision Engineer) dalam menyusun laporan maupun mengelola data-data administrasi pekerjaan, Membantu tugas-tugas administrasi data-data tentang pekerjaan dan membantu dalam pengetikan penyusunan laporan.

2.8 Realisasi Pelaksanaan Pekerjaan
A.    Pekerjaan pembangunan kantor Imigrasi kelas I kota Jayapura direncanakan 240 hari kalender (8 bulan ) untuk tahap pertama. Pembangunan dimulai dari pekerjaan pondasi sarang laba-laba sampai pekerjaan atap dari konstruksi baja.
B.     Mahasiswa melakukan kerja praktek di kantor Imigrasi Kota Jayapura, di saat pekerjaan sudah berjalan 32 hari kalender. (Pekerjaan pondasi sarang laba-laba dan lantai basement).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jurnal Tugas Akhir Manajemen Waktu dan Biaya

OPTIMALISASI WAKTU DAN BIAYA PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN KANTOR IMIGRASI KOTA JAYAPURA Isak Frengki Banioni 13 111 017 e...