BAB II
GAMBARAN UMUM PROYEK
2.1. Latar
Belakang Proyek
Imigrasi merupakan sesuatu yang menjelaskan tentang kondisi perpindahan
orang baik dalam negeri maupun luar negeri, perpindahan ini disertai dengan
berbagai berkas keterangan sebagai bukti jalan atau bukti perpindahan orang. Melihat kondisi sekarang maka kebutuhan
akan sarana dan prasarana imigrasi perlu ada peningkatan. Hal ini dapat dilihat dengan bertambah banyaknya fungsi dan tugas serta semakin
banyaknya para imigran yang memerlukan saranan dan parasaranan yang baik dan
nayaman dalam mengurus segala berkas-berkasnnya.
Dengan melihat hal ini, Pemerintah
Kota Jayapura, guna meningkatkan pelayanan
imigrasi di suatu daerah maka pemerintah kota jayapura membangun
gedung dan bangunan kantor imigrasi kelas I kota Jayapura tahap I.
Pelayanan di bidang imigrasi pun
menuntut ketersediaan kapasitas yang memadai dan serta fasilitas lainnya yang
dapat memberikan kenyamanan bagi masyarakat
di suatu daerah. Oleh karena itu pembangunan kantor ini
direncanakan berlantai empat sehingga dapat diharapkan memenuhi pelayanan
kegiatan-kegiatan keimigrasian dan pengurusan berkas-berkas di Kota Jayapura.
2.2. Tujuan
dan Sasaran
2.2.1. Tujuan
Proyek
a.
Sebagai usaha untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang
keimigrasian khususnya
di Kota Jayapura.
b.
Melaksanakan
urusan daerah dalam bidang imigrasi untuk menunjang tercapainya usaha kenyamaan
dan hukum dalam masyarakat
dibidang
imigrasi.
2.2.2. Sasaran
Proyek
Memenuhi kepuasan dan kemudahan
masyarakat dalam pelayanan imigrasi.
2.3. Nama
dan Lokasi Proyek
2.3.1. Nama
Proyek
Adapun nama proyek yang diambil
sebagai tempat pelaksanaan Kerja Praktek adalah : Pembangunan Gedung dan Bangunan
Kantor Imigrasi Kelas I Jayapura Tahap Pertama.
2.3.2. Lokasi
Proyek
Lokasi proyek pembangunan Gedung
dan Banguanan Kantor Imigrasi Kelas I Kota Jayapura terletak dijalan Percetakan
Negara, Kelurahan Imbi, Distrik Jayapura Utara Kota Jayapura.
Keterangan
: Lokasi Proyek Pemb. Kantor Imigrasi
Kelas I Kota Jayapura
2.4. Data
Proyek
Data
proyek pembangunan Kantor Imigrasi Kelas I Kota Jayapura adalah sebagai berikut
:
· Nama
Kegiatan : Pembangunan Gedung dan
Bangunan
Kantor Imigrasi Kelas I Jayapura Tahap I
·
Lokasi :
Jalan Percetakan
Negara – Kota
Jayapura
·
Pemilik Proyek : Pemerintah Kota Jayapura
·
Kontraktor Pelaksana : PT. GLORY INTAN GEMILANG
·
Konsultan Pengawas : CV. ART LIXAL
·
Konsultan Perencana : PT. HELZA CIPTA KONSULTAN
·
Luas Bangunan : 620 m2
·
Tinggi Bangunan : 15,38
meter
(Empat Lantai)
·
Struktur Utama Bangunan : Beton Bertulang
·
Jenis Pondasi : Pondasi Konstuksi Sarang Laba-laba
2.5. Manajemen
Proyek
Dalam pelaksanaan suatu proyek
konstruksi, manajemen sangatlah dibutuhkan guna menganalisa dan mengatur setiap
detail pekerjaan secara efektif dan efisien. Adapun proses yang terjadi dalam
rangkaian kegiatan tersebut tentunya akan melibatkan pihak-pihak yang terkait
baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan terlibatnya banyak pihak
dalam sebuah proyek konstruksi maka hal ini dapat menyebabkan potensi
terjadinya konflik juga sangat besar sehingga dapat diambil sebuah kesimpulan
bahwa proyek konstruksi sebenarnya mengandung konflik yang cukup tinggi juga.
Manajemen konstruksi pada umumnya
akan meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan waktu, manajemen material serta
manajemen tenaga kerja. Pada prinsipnya, dalam manjemen konstruksi, manajemen
tenaga kerja merupakan salah satu hal yang akan lebih ditekankan. Hal ini
disebabkan manajemen perencanaan hanya berperan sekitar 20% dari rencana kerja
proyek. Sisanya manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalian biaya
dan waktu proyek.
Pada dasarnya manajemen berarti
pencapaian tujuan organisasi melalui pelaksanaan fungsi-fungsi tertentu yang
disebut sebagai prinsip-prinsip manajemen yaitu:
Gambar
2.2. Hubungan siklus manajemen
proyek/konstruksi
A.
Planning
Planning
dapat berupa tindakan pengambilan keputusan yang mengandung data/informasi,
asumsi maupun fakta kegiatan yang akan dipilih dan akan dilakukan pada masa
mendatang. Planning merupakan
permulaan penentuan apa yang akan dikerjakan, bagaimana cara mengerjakan, kapan
akan dikerjakan dan berapa lama waktu yang dibutuhkan, bila seorang manajer
melaksanakan suatu proyek, maka dia harus memikirkan langkah-langkah yang harus
dilakukan pada pekerjaan mendatang untuk mendatangkan pekerjaan yang saling
berhubungan.
Bentuk tindakan tersebut antara
lain:
ü Menetapkan
tujuan dan sasaran usaha
ü Menyusun
rencana induk jangka pendek dan jangka panjang
ü Menyumbangkan
strategi dan prosedur operasi
ü Menyiapkan
pendanaan serta standar kualitas yang diharapkan
Manfaat dari fungsi perencanaan diatas adalah
sebagai alat pengawas maupun pengendalian kegiatan, atau pedoman pelaksanaan
kegiatan, serta sarana untuk memilih dan menetapkan kegiatan yang diperlukan.
B.
Organizing
Organizing
dapat berupa tindakan-tindakan guna mempersatukan kumpulan kegiatan manusia,
yang mempunyai pekerjaan masing-masing, saling berhubungan satu dengan yang
lainnya dengan tata cara tertentu dan berinteraksi dengan lingkungannya dalam
rangka mendukung tercapainya tujuan. Penyusunan fungsi organizing dilakukan apabila planning
telah ditetapkan, dalam penyusunan organizing
harus adanya:
Ø Hubungan
antara grup-grup aktifitas satu dengan yang lainnya
Ø Menentukan
tujuan dan sararan usaha dan masing-masing grup bertangggung jawab pada
aktifitas tersebut
Bentuk tindakan organizingdapat berupa:
1.
Perencanaan ruang lingkup proyek
Pada tahap ini, manajer proyek akan
mendokumentasikan bagaimana ruang lingkup proyek akan didefinisikan,
diverifikasi, dikontrol dan menentukan bagaimana WBS akan dibuat serta
merencanakan bagaimana mengendalikan perubahan akan ruang lingkup proyek.
2.
Mendefinisikan ruang lingkup proyek
Pada tahap ini, ruang lingkup
proyek akan didefinisikan secara terperinci sebagai landasan untuk pengambilan
keputusan proyek di masa depan.
3.
Membuat Work Breakdown Structure
WBS merupakan pembagian deliverables proyek berdasarkan kelompok
kerja. WBS dibutuhkan karena pada umumnya dalam sebuah proyek biasanya
melibatkan banyak orang dan deliverables,
sehingga sangat penting untuk mengorganisasikan pekerjaan-pekerjaan tersebut
menjadi bagian-bagian yang lebih terperinci lagi.
4.
Melakukan verifikasi ruang lingkup
proyek
Tahap ini merupakan tahap dimana final project scope statement diserahkan
kepada stakeholder untuk
diverifikasi.
5.
Melakukan kontrol terhadap ruang lingkup
proyek
Dalam pelaksanaan proyek, tidak
jarang ruang lingkup proyek mengalami perubahan. Untuk itu, perlu dilakukan
kontrol terhadap perubahan ruang lingkup. Perubahan yang tidak terkendali, akan
mengakibatkan meluasnya ruang lingkup proyek.
Manfaat dari fungsi organisasi adalah merupakan pedoman pelaksanaan fungsi, dimana
pembagian tugas serta hubungan tanggung jawab serta delegasi kewenangan
terlihat jelas.
C.
Staffing
Staffng
berupa tindakan untuk menyelaraskan seluruh anggota organisasi dalam kegiatan
pelaksanaan, serta agar seluruh anggota organisasi dapat bekerja sama dalam
pencapaian tujuan bersama.
Tindakan tersebut antara lain:
ü Mengkordinasi
pelaksanaan kegiatan
ü Mendistribusikan
tugas, wewenang dan tanggung jawab
ü Memberikan
pengarahan penugasan dan motivasi
Manfaat dari fungsi staffing ini adalah terciptanya
keseimbangan tugas, hak dan kewajiban masing-masing bagian dalam organisasi,
dan mendorong tercapainya efisiensi serta kebersamaan dalam bekerjasama untuk
tujuan bersama.
D.
Directing
Directing
memiliki arti yang sangat penting dalam organisasi, dimana suatu organisasi
baru dapat dilaksanakan apabila ada perintah (directing). Fungsi seorang manajer mengeluarkan perintah, memberi
garis kerja, dan mengawasi bagian-bagian organisasi dibawahnya.
Fungsi directing merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus
menerus sejak awal pelaksanaan proyek sampai dengan akhir pelaksanaan proyek
tersebut, yang dilakukan oleh semua manajer pada semua tingkatan. Fungsi
directing ini mempunyai hubungan yang sangat erat, yaitu:
ü Disiplin
Disiplin sangat diperlukan dalam
pelaksanaan proyek, karena dengan adanya sikap disiplin dari semua unsur pelaku
proyek maka pelaksana proyek dapat diselesaikan tepat waktu. Kesadaran akan
tugas dan tanggung jawab harus melandasi setiap jiwa personil, sehingga tugas
yang diberikan bukan merupakan suatu beban tetapi dapat dianggap sebagai suatu
tanggung jawab.
ü Komunikasi
Kemudahan dalam memberikan suatu
perintah ataupun kemudahan bagi penerima perintah akan dapat tercapai bila ada
komunikasi yang baik dari semua pihak yang terlibat dalam organisasi
ü Memberikan
pengarahan, penugasan motivasi
Mengkordinasikan pelaksanaan
kegiatan dan mendistribusi tugas, wewenang dan tanggung jawab.
E.
Controlling
Controlling
dapat berupa tindakan pengukuran kualitas penampilan dan penganalisaan serta
pengevaluasian penampilan yang diikuti dengan tindakan perbaikan yang harus
diambil terhadap penyimpangan yang terjadi (diluar batas toleransi).
Tindakan-tindakan tersebut meliputi
antara lain:
ü Mengukur
kualitas hasil
ü Membandingkan
hasil terhadap standar kualitas
ü Mengevaluasi
penyimpangan yang terjadi
ü Memberikan
saran-saran perbaikan
ü Menyusun
laporan kegiatan
Manfaat dari fungsi controlling adalah memperkecil kemungkinan kesalahan yang terjadi
segi kualitas, kuantitas, biaya maupun waktu.
2.6. Hubungan
Antara Unsur-Unsur Proyek
Komponen-komponen sistem yang
berupa unsur atau subsistem terkait satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian
yang membentuk sistem fungsi dan efektifitas sistem dalam usaha mencapai
tujuannya tergantung dari ketetapan susunan rangkaian atau struktur terhadap
tujuan yang telah ditentukan. Hubungan antara unsur-unsur proyek yang dimaksud
yaitu antara Pemberi Tugas, Konsultan Perencana dan Kontraktor Pelaksana yang
dalam pelaksanaan/pembangunan konstruksi harus mengikuti atau berpedoman pada
ketentuan-ketentuan, peraturan dan persyaratan pemerintah. Hubungan antara
antara unsur-unsur proyek tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar
2.3. Hubungan Kerja Dalam Organisasi
Proyek
Ket : garis menerus adalah garis komando
garis putus-putus adalah garis koordinasi
2.7. Organisasi
Proyek
Proyek merupakan suatu kegiatan
usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap
waktu, anggaran dan sumber daya serta memiliki spesifikasi tersendiri atas
produk yang akan dihasilkan. Dengan adanya keterbatasan-keterbatasan dalam
mengerjakan suatu proyek, maka sebuah organisasi proyek sangat dibutuhkan untuk
mengatur sumber daya yang dimiliki agar dapat melakukan aktifitas-aktifitas
yang sinkron sehingga tujuan proyek bisa tercapai. Organisasi proyek juga
dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara yang
efisien, tepat waktu dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan.
Struktur Organisasi proyek pada
pembangunan Kantor Imigrasi Kelas I Kota Jayapura dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
Gambar
2.4. Struktur Organisasi Proyek
Ket : garis menerus adalah garis komando
garis putus-putus adalah garis koordinasi
Dinas Pekerjaan Umum Kota Jayapura disebut
sebagai pemilik proyek karena lokasi pembangunan proyek tersebut berada di Kota
Jayapura dan segala keputusan diserahkan langsung pada dinas terkait. Proyek
Pembangunan Kantor Imigrasi Kelas I yang dananya diambil dari dana APBD, telah
melalui proses pelelangan terbuka yang dilaksanakan langsung oleh Dinas
Pekerjaan Umum Kota Jayapura dan hasil dari proses pelelangan tersebut
menghasilkan penetapan PT. Glory Intan Gemilang sebagai kontraktor pelaksana
dan CV. Art Lixal sebagai konsultan pengawas proyek.
Tugas dan tanggung jawab
berdasarkan struktur organisasi diatas adalah sebagai berikut:
1.
Pemberi
Tugas dan Perencanaan
Yang dimaksud dengan pemilik proyek
adalah orang atau badan yang mendanai dan menginginkan proyek itu dilaksanakan.
ü Kewajiban
dari pemilik proyek:
a.
Mendanai kebutuhan proyek sesuai dengan
nilai kontrak
b.
Memilih
biro perencana (jasakonsultan) untuk merencanakan suatu proyek.
c.
Mengangkat
direksi sebagai wakil dalam pengawasan pekerjaan.
d.
Menetapkan
kontraktor pelaksanan. Dalam proyek ini, kontraktor dipilih melalui proses
lelang.
e.
Menandatangani
dokumen kontrak.
ü Syarat-syarat
pemilik proyek:
a.
Perorangan : harus memiliki anggaran yang diperlukan
dan memiliki tanah bangunan.
b.
Dinas :
harus memiliki SKO (surat keputusan
otoritasi) dan tanah bangunan.
c.
Swasta :
harus memiliki surat pengangkatan,
anggaran yang memadai
dan tanah
bangunan.
2.
Pemberi
Tugas dan Pelaksana/Kontraktor
Kontraktor pelaksana merupakan
suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan proyek.
ü Kewajiban
Kontraktor Pelaksana
a.
Kontraktor berkewajiban mewujudkan fisik
bangunan sesuai bestek/gambar bestek dalam selang waktu yang telah di tetapkan.
b.
Tunduk kepada pengawas sepanjang tidak
bertentangan dengan pelaksanaan bestek.
c.
Menjaga keselamatan/kesehatan pekerja
yang sedang melaksanakan pekerjaan.
d.
Kontraktor berhak menerima bayaran
sesuai dengan ketentuan/ perjanjian.
e.
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
gambar rencana, RKS, dan berita acara
f.
Mengikuti arahan dari konsultan
pengawas.
g.
Membuat laporan kepada pengawas mengenai
data-data kemajuan pekerjaan, bahan-bahan, personil proyek dsb.
ü Syarat-syarat
kontraktor pelaksana:
a.
Memiliki modal yang memadai.
b.
Memiliki tenaga ahli.
c.
Memiliki kantor.
d.
Memiliki peralatan kerja.
e.
Mempuyai raport pelaksanaan yang baik
3.
Konsultan
Perencana
Konsultan perencana merupakan
perorangan atau badan usaha yang menggunakan keahliannya dalam pengerjaan
perencanaan bangunan sesuai dengan keinginan pemilik proyek, berdasarkan surat
tugas yang diberikan oleh pemilik proyek.
ü Kewajiban
Konsultan Perencanaan:
Mengusahakan terwujudnya keinginan
owner, dalam bentuk gambar dan RKS, dengan ditandatangani oleh seorang ahli
berpengalaman. Pekerjaan konsultan meliputi:
a.
Sketsa rencana pelaksanaan
b.
Perencanaan.
c.
Rencana
Anggaran Biaya (RAB).
d.
Menyiapkan
bahan pelelangan.
e.
Gambar
revisi.
4.
Konsultan
Pengawas
Konsultan pengawas merupakan
perorangan atau badan usaha yang berfungsi mengawasi jalannya pekerjaan
dilapangan agar sesuai dengan perencanaan.
ü Kewajiban
konsultan pengawas:
Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
pekerjaan dilapangan, membuat laporan pengawasan mingguan, bulanan dsb, dan
bertanggungjawab atas hasil bangunan yang dicapai.
Kedua konsultan diatas juga
memiliki tanggung jawab dan tugas bersama, yaitu:
a.
Bersama-sama melakukan tugas dan tanggung
jawab terhadap terlaksananya pekerjaan berdasarkan mutu dan waktu biaya yang
telah ditentukan dengan tepat.
b.
Saling koordinasi dalam pelaksanaan
teknis pekerjaan agar sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Struktur Organisasi Kontraktor/Pelaksana adalah
sebagai berikut:
Gambar
2.5. Struktur Organisasi Kontraktor
Pelaksana
Tugas dan tanggung jawab berdasarkan struktur organisasi Kontraktor
Pelaksana :
1)
Direktur
F
Bertanggung
jawab terhadap pekerjaan pelaksanaan proyek.
F
Memberikan
perintah kepada seluruh unsure dari organisasi proyek.
F
Menandatangani
segala urusan administrasi proyek
2) Site
Manager
F Bertanggung jawab terhadap pemimpin perusahaan
mengenai tugas sehubungan dengan penetapan kebijakan dalam pelaksanaan
3)
K3
Konstruksi
F Bertanggung
jawab sebagai kepala keselamatan kerja pada kanstruksi yang dikerjakan
4)
Surveyor
F Bertanggung
jawab untuk melihat konstruksi pekerjaan yang dikerjakan
F Mempertanggung
jawabkan pekerjaan jika dikerjakan tidak sesuai dengan perencanaan
5)
Kepala
Pelaksana
F
Bertanggung
jawab terhadap pemimpin perusahaan mengenai tugas sehubungan dengan penetapan
kebijakan dalam pelaksanaan proyek.
F
Mempertanggung
jawabkan pelaksanaan pekerjaan perencanaan danpengawasan hingga akhir secara
keseluruhan kepada pimpinan.
F
Mengerahkan
bawahan untuk menjalankan kebijakan dalam melaksanakan proyek.
6)
Logistik
F
Bertanggung
jawab kepada site manager.
F
Bertugas
menyediakan dan meneliti peralatan dan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
7)
Administrasi
F Bertugas melaksanakan pekerjaan yang berhubungan
dengan computer seperti memasukan/ menyimpan data-data perencanaan
8)
Pelaksana
Lapangan Pekerjaan ME
F Bertanggung
jawab untuk mengawasi pelaksanan pekerjaan konstruksi dilapangan
9)
Pelaksana
lapangan
F Bertugas
untuk mengadakan meterial pekerjaan sebelum dilaksanakan pekerjaan dilapangan
10)
Pelaksana
Lapangan Pekerjaan Plumbing
F Bertugas
mengawasi pekerjaan plumbing mulai dari pengadaan barang sampai pada proses
pekerjaan
11)
Mandor
Tukang Batu
F Bertugas
mengawasi pekerjaan pasangan batu dan ikut juga mengawasi tukang batu saat
pekerjaan berlangsung
12)
Mandor
Tukang Besi
F Bertugas
mengawasi pekerjaan besi dan ikut juga mengawasi tukang besi dan tukang las
saat pekerjaan berlangsung
13)
Mandor
Tukang Kayu
F
Bertanggung jawab untuk mengawasi
pekejaan kayu dan mengawasi tukang kayu saat sedang bekerja
Struktur Organisasi Konsultan Perencana adalah sebagai
berikut:
Jayapura, 29 Agustus 2013
CV. ART LIXAL
BASHARI, ST
Gambar
2.6. Struktur Organisasi Konsultan
FUNGSI DAN
TUGAS PERSONIL PENGAWASAN
1.
1 (satu)
Sarjana Teknik Arsitektur sebagai Supervision Engineer (SE)
Adalah sarjana Teknik sipil dengan pengalaman lebih
dari 8tahun mempunyai kemampuan memimpin suatu tim kerja dan mampu
berkoordinasi denganbiak.
a)
Membuat
pernyataan penerimaan (Acceptance) atau penolakan ( Rejection ) atas material
dan produk pekerjaan.
b)
Melakukan
pengawasan dan member penghargaan kepada kontraktor di dalam pengambilan data
lapangan serta kaitannya dengan Rekayasa Lapangan.
c)
Mengadakan
penyesuaian di lapangan terhadap desain asli yang ada di kontrak fisik.
d)
Melakukan
pemantapan atas prestasi Kontraktor, segera melaporkan kepada Pemimpin Proyek
fisik apabila kemajuan pekerjaan ternyata keterlambatan lebih dari 15% dari
rencana. Membuat saran – saran penanggulangan serta perbaikan.
e)
Melaksanakan
penyiapan Review Design dan Evaluasi Design serta penyiapan Addendumnya.
f)
Melakukan
pengecekan secara cermat pengukuran pekerjaan dan secara khusus harus ikut
serta dalam proses pengukuran akhir pekerjaan.
g)
Menyusun
laporan bulanan dan kemajuan fisik dan financial, serta menyerahkan kepada
Pihak Pegelola Pekerjaan Fisik.
2.
2 (dua) Orang Tenaga Inspector
lapangan.
Tugas Inspector
membantu Supervision Engineer (SE) mengawasi pelaksanaan Proyek dari aspek
prosedur dan kualitas pekerjaan berdasarkan Dokumen Kontrak.
Tugas Inspector
:
a)
Memeriksa
gambar kerja (Shop Drawing) kontraktor berdasarkan gambar rencana.
b)
Memeriksa
dan member ijin pelaksanaan pekerjaan Kontraktor.
c)
Mengawasi
dan member pengarahan pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan prosedur
berdasarkan spesifikasi teknis.
d)
Menerima
/ menolak hasil pekerjaan kontraktor berdasarkan spesifikasi teknis.
e)
Monitoring
dan membuat laporan kemajuan pelaksanaan kontraktor.
3.
1 (satu) Tenaga Administrasi/ Opr.
Komputer
Membantu tugas-tugas dari ketua (supervision Engineer)
dalam menyusun laporan maupun mengelola data-data administrasi pekerjaan,
Membantu tugas-tugas administrasi data-data tentang pekerjaan dan membantu
dalam pengetikan penyusunan laporan.
2.8 Realisasi
Pelaksanaan Pekerjaan
A. Pekerjaan pembangunan kantor
Imigrasi kelas I kota Jayapura
direncanakan 240
hari kalender (8 bulan ) untuk tahap pertama. Pembangunan dimulai dari
pekerjaan pondasi sarang laba-laba sampai pekerjaan atap
dari konstruksi baja.
B.
Mahasiswa
melakukan kerja praktek di kantor Imigrasi Kota Jayapura, di saat pekerjaan sudah berjalan 32 hari kalender. (Pekerjaan
pondasi sarang laba-laba dan lantai
basement).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar